Dedaunan hijau berjatuhan menyentuh alas dengan bertabrakan
Hiasi tanah merah tandus amatlah kering
Angin melambaikan gugurnya dengan angkuh
Menyapaku sampah kering tanpa melirik
Akulah sampah kering
Kering belaian lembut bak kapas halus
Seperti roti panggang begitu kering
Seperti balokan air membeku terasa mengigil meremuk rusuk
Akulah sampah kering
Diam seribu bahasa tanpa bergidik
Tanpa siapapun menyapa nan melirik
Hanya angkuhnya angin menyapaku sering
Tiada uluran tangan malaikat
Tiada peluk erat hangat
Hanya sang surya memanggangku dalam kegigilan
Langit beralih hitam sulap
Bercahaya sinar dewi malam nan terang
Bersama kedip sinar gemerlap
Inilah kawan malamku benderang
Akulah sampah kering
Akulah yang kau, ia, mereka, dan kalian abaikan
Tanpa sepercik rasa belas serta iba
Hanya kucuran airmata yang meluap
Menceritakan segala siksa batin tak terungkap
Tidak ada komentar:
Posting Komentar