Sabtu, 24 Mei 2014

HAI!

Hai. sudah lama ya enggak posting disini. I'm comeback to write!!!!
Semua masih sama, lagi-lagi seperti itu. Kau tahu?itu adalah hal paling menyebalkan yang pernah aku rasakan. Sayang. Aku masih sayang dia. Kenyataannya aku masih sayang dia. Dan kau tahu?rasa sayang itu mengalahkan segalanya. Kadang aku tak habis pikir, kenapa aku masih 'sayang' dia. Ternyata waktu yang berputar, hari yang aku lalui, orang-orang yang datang-dan-pergi tidak berpengaruh kepada rasa sayang itu.
Suka?TIDAK. Cinta?Apalagi itu. Saya tidak suka dan cinta kepada dia. Saya hanya sayang. Sekedar sayang. Debar jantung yang dulu ada, sekarang telah menghilang. Kegugupan yang dulu melanda, tergantikan oleh obrolan ringan. Tidak ada kecanggungan diantara kita.
Sayang. Hah aku benci perasaan ini. Bagaimana aku menghapusnya? Bodoh bukan jika selama hidupku hanya kepada dia rasa sayang itu tertuju-_-
Sayang. Tidak aku tidak menunggunya. Aku-pun tidak mengharapkannya. Aku hanya ingin menjadi sebuah kenyamanan untuknya. Aku tidak menginginkannya. Aku membiarkannya untuk memilih kebahagiaan dia. Memilih dengan siapa dia berlabuh. Aku menerima itu. Sayang tidak harus memiliki bukan?:-)
Apa yang menjadikan dia bahagia, aku terima. Apa yang menjadikan alasan dia untuk pergi, aku rela. Apa yang menjadikan dia dekat, akan aku nikmati.
Munafik? Tidak saya tidak munafik. Saya sayang dia, hanya sebatas itu. Saya tidak mengharapkan dia. Saya menikmati rasa sayang ini. Saya tidak peduli dengan saya. Seperti yang saya bilang tadi, rasa sayang itu mengalahkan segalanya. Kedengaran yang konyol bukan?tapi memang begitu. Tidak peduli apa yang menjadikan keputusan dia membuat sakit untuk saya, saya bisa menerima. Hati saya terlalu tidak tega untuk mengatakan "JANGAN PERGI". Untuk apa saya mengatakan itu?untuk menahannya?menahan untuk apa?untuk selalu bersama?itu lebih konyol-_- saya tidak suka dipaksa dan saya tidak ingin memaksa. Jika memang itu kenyataannya. Jika memang itu pilihannya. Jika memang itu keinginannya, saya mempersilahkannya untuk pergi. Justru saya berterimakasih atas sakit yang dia beri. Saya percaya, bahwa sakit itu telah ada penangkalnya. Entah seberapa lama rasa sakit itu menganga, aku percaya penangkal itu akan hadir. Entah dengan cara apa, aku percaya sakit itu akan tertutup dengan hadirnya penangkal itu.
Pada saat itulah aku harus mengucapkan selamat jalan untuk sakitku dan mengucapkan selamat datang untuk kamu yang telah hadir sebagai penyembuh sakit itu. Karena kamulah alasanku tersenyum untuk saat ini. Aku berdoa didalam harap, semoga ini akan terjaga hingga akhir yang telah ditentukan. Aku akan menjaganya baik-baik.

THANKYOU FOR YOU MADE TIME TO ME AT SOME NIGHT.
AND NOW I REALIZED YOU.
-boy
THANKYOU FOR COMING TO MY LIFE.
THANKYOU FOR REALITY YOU GAVE.
THANKYOU FOR TEACHING ME ABOUT GROWN UP AND PATIENTLY.
AND NOW, CAN I SAVE MY FAITH TO YOU?
-you